Postingan

Menampilkan postingan dengan label Budaya

RITUAL MAULID ADAT SEMOKAN

Gambar
Bayan, 06-01-15. Masyarakat dusun adat semokan Desa Sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara saat ini  mengadakan  ritual adat maulid adat. Acara ini tergolong masih sakral jauh dari segala hal yang berbau modern. Sekalipun mendokumentasikan kegiatan, dibatasi empat atau lima gambar dalam satu  moment. sehingga semua crew UKM Fotografi Kampus yang ikut dalam kegiatan tersebut tidak leluasa mengambil gambar dan tidak diperbolehkan menggunakan cahaya pada saat pengambilan gambar dimalam hari.

Core Event Bau Nyale

Gambar
Sebuah tradisi dalam suatu budaya memang tidak terpisahkan dengan mitos atau legenda yang mengiringi tradisi tersebut. Para leluhur mewarisi tradisi tersebut dari generasi ke generasi sehingga menjadi sebuah ritual yang dalam sebuah kebudayaan. Hal tersebut sama halnya terjadi pada masyarakat Pulau Lombok yang juga memiliki ritual tahunan yang menjadi sebuah festival yang dilatarbelakangi oleh legenda. Antusias Masyarakat Saat Menagkap Nyale

UPACARA MULANG PEKELEM (Tradisi Tahunan Umat Hindu Di Lombok Untuk Keharmonisan Alam Semesta)

Gambar
Siang itu, Sabtu 27 Oktober 2012 Pukul 15.00 WITA, kami tim dari Fotografi Kampus yaitu Harry, Aan, Ardhi, Il, dan Ivan yang ditemani oleh Mas Birju dan Bang Jay tiba di Dusun Torean Kabupaten Lombok Utara. Perjalanan kali ini kami bertujuan untuk mendokumentasikan Upacara Mulang Pekelem di Danau Segara Anak, suatu upacara yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memohon dan menjaga keharmonisan alam semesta. Pekelem sendiri berarti menenggelamkan sesajen di dalam air, baik itu air laut maupun air danau. Umat Hindu percaya bahwa air merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Oleh karena itu, Danau Segara Anak yang merupakan sumber penopang kehidupan manusia di Lombok dianggap sebagai tempat yang sakral untuk melaksanakan Upacara Mulang Pekelem ini. Suasana Upaca Mulang Pekelem

JOKI PACOA JARA

Gambar
Miska (9)  siswa kelas 3 di SDN 06 Kota Bima adalah seorang anak yang menjadi Joki Pacoa Jara. Pacoa Jara merupakan event tahunan yang diadakan di Kabupaten Bima yang berarti Lomba Pacuan Kuda dimana joki-jokinya adalah anak-anak kecil dengan umur antara 5-12 tahun. Pada Pacoa Jara kali ini, Miska pun ikut menjadi peserta dan Miska berharap menjadi juara pada kompetisi kali ini. Karena Miska masih sekolah tiap ada event seperti ini, Miska pun memint izin kepada Pihak Sekolah dan Pihak Sekolah pun memberi Miska izin untuk mengikuti kompetisi serta Pihak sekolah pun mendukung Miska. Anak yang lahir dari pasangan  Ama Ardin dan Ina Ida ini sudah lama mengeluti hobinya ini sejak berusia empat tahun. Dari usia empat tahun Miska mulai rutin berlatih.   Miska yang dilatih oleh bapaknya ini  setiap event selalu mendapat juara. Pada saat melihat Miska berkompetisi Ama Ardin mengaku tidak mersa khawatir dengan kesalamatan Miska karena Ama Ardin merasa anaknya sudah terbiasa dengan hal seprt

Uma Lengge WAWO

Gambar
Kegitan masyrakat setelah panen di kta bima khususx di bagian WAWO yang mempunyai gaya arsitek yang unik , dengan bahan bangunannya kayu dan bambu beratapkan jerami. Dan Rumah Lengge merupakan rumah asli Pribumi suku Mbojo (Bima). Ternyata rumah Lengge ini berdiri diatas batu kali sebagai dasar rumah, yg hanya empat kaki tanpa semen, rumah lengge ini hanya memakai paku yang terbuat dari kayu dan yang lebih menarik lagi untuk mengikat bambunya tali yang terbuat dari kulit pohon. Rumah Lengge ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi di atasnya dan ruang tidur dibawah yang mirip saung yang berukuran atau luasnya hanya 8×4 meter. Masyarakat di desa Wawo  saat sekarang masih menggunakan rumah Lengge sebagai tempat penyimpanan Padi ataupun hasil pertanian mereka. Di Wawo tepatnya di Desa Maria masih berjejer rumah Lengge dan Jompa (rumah yang serupa dengan Lengge), dan dijadikan tempat untuk kunjungan wisatawan yang ingin melihat rumah Lengge dan kehidupan tradisional m

LO’I BORE RAHASIA CANTIK WANITA BIMA

Gambar
Dalam modern saat ini sudah banyak produk yang bisa digunakan untuk melindungi kulit dan wajah dari sengatan matahari. Mulai dari produk yang berbasis tradisional sampai produk yang berbasis modern. Perkembangan teknologi saat initidak membuat masyarakat di Daerah Bima khususnya di Wawo meninggalkanwarisan budaya yang sudah turun-temurun. Masyarakat disana masih mempertahan tradisi nenek moyangnya dengan menyimpan sembako (sepeti gandum, padi, ketan dan lain-lain) pada tempat yang masyarakat disana menyebutnya Lengge. Masyarakat Wawo juga masih menggiling padinya dengan menumbuk padahal pada era saat ini penggilingan padi sudah banyak tersebar. Lo’i Bore sebutan masyarakat pada obat yang berhasiat untuk melindungi wajah dari sengatan matahari. Lo’i Bore merupakan ramuan tradisonal masyarakat Bima yang termasuk warisan budaya. Lo’i Bore yang terbuat dari campuran beras, kapur sirih dan buah pinang dipercayai oleh masyarakat Bima sebagai rahasia cantik karena membantu mengencan

Museum ASI Mbojo, Istana Kesultanan BIMA

Gambar
Perjalanan melelahkan yang kami (anggota FOKUS) tempuh tidaklah sia-sia. Hunting Ekpedisi  tahun ini kami mengunjungi Kota Bima. Museum ASI Mbojo menjadi tempat pertama kami melakukan hunting Ekspedisi. Bangunan  adalah bangunan eksotis kuno bergaya arsitektur perpaduan asli Bima dan Eropa, yang dahulunya merupakan kompleks Istana Kesultanan Bima. Bangunan permanen berlantai dua ini telah berusia lebih dari 80 tahun.