Museum ASI Mbojo, Istana Kesultanan BIMA

Perjalanan melelahkan yang kami (anggota FOKUS) tempuh tidaklah sia-sia. Hunting Ekpedisi  tahun ini kami mengunjungi Kota Bima. Museum ASI Mbojo menjadi tempat pertama kami melakukan hunting Ekspedisi. Bangunan  adalah bangunan eksotis kuno bergaya arsitektur perpaduan asli Bima dan Eropa, yang dahulunya merupakan kompleks Istana Kesultanan Bima. Bangunan permanen berlantai dua ini telah berusia lebih dari 80 tahun.



Kompleks Museum ASI Mbojo terdiri dari beberapa bagian utama dengan pembagian ruang terbuka dan tertutup yang seimbang. Pintu gerbang barat disebut Lare-lare, dahulunya dipergunakan sebagai tempat masuknya sultan, pejabat kesultanan dan tamu kesultanan, yang berbentuk bangunan segi delapan dengan tiga tingkatan struktur.  


Memasuki areal Kompleks Museum Asi Mbojo, sekumpulan rusa menyambut kami dihamparan halaman luas bagian depan dan samping bangunan utama museum. Terdapat pula beberapa peninggalan meriam peninggalan kolonial Belanda yang mengarah ke bagian utara diselingi pohon palem yang menambah kesan eksotis bangunan museum tersebut. 


Kami masuk bangunan utama museum melalui pintu samping kanan. Ruangan pertama yang kami lihat adalah ruang makan raja yang didalamnya dihiasi lampu gantung bergaya eropa kuno dan berbagai macam pakaian adat Bima serta beberapa benda pusaka. 
                                          

Di ruangan inilah kami mendiskusikan aturan-aturan selama kami hunting dan membagi kelompok. Kami khususnya anggota muda dengan dibimbing para senior FOKUS melakukan hunting dengan membagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama mengambil gambar dan informasi mengenai benda-benda prasejarah yang ada dalam museum, sedangkan kelompok dua mengambil gambar dan informasi mengenai bangunan arsitektur museum ASI Mbojo. Kami ditemani oleh penjaga museum bernama Pak Deo, selain dari beliau saya juga mengutip  informasi tentang museum ASI Mbojo dari internet agar mendapatkan informasi yang lebih luas.


Kami memasuki lorong demi lorong yang disamping kirinya terdapat ruang – ruang kamar, dari kamar putra/putri raja dan ruang keluarga, sedangkan disamping kanannya terdapat benda – benda purbakala zaman prasejarah dan beberapa barang yang masih bisa diperlihatkan yang terbuat dari emas,perak dan tembaga, seperti mahkota, payung, keris, senjata perlengkapan keris istana dan lainnya. 


Sampai di ujung lorong kami mendapati tangga unik berbahan kayu yang membawa kami ke lantai dua. 

          
Di lantai dua masih sama seperti yang ada di lantai satu banyak bagian interior dari bangunan Museum ASI Mbojo masih terawat dengan baik. Disetiap sudut ruangan masih terpajang barang-barang milik Kesultanan Bima dari kamar – kamar  yang didalamnya terdapat  ranjang tidur, kain, lemari, foto para sultan dan lainnya.



Bahkan ada ruang kamar tidur yang sering digunakan Presiden RI pertama yaitu Ir. Soekarno jika ia berkunjung dan menginap. Selain itu ada juga ruang kantor, ruang keterampilan, ruang istirahat putri dan lain-lain.

Sedangkan di ruang tengah lantai dua tedapat singgasana Raja dan dipajang dua pasang patung agar ruangan tersebut terlihat lebih hidup dan kami pun menyempatkan untuk foto bersama didepan singgasana tersebut.

Kami begitu senang dan antusias menelusuri bagian dalam museum walaupun tidak semua ruangan dapat kami masuki karena sebenarnya pada hari itu tidak ada pengurus yang dapat menjelaskan kami secara detail mengenai museum tersebut karena hari itu adalah hari jum’at yang merupakan hari libur. Setelah bagian dalam puas kami telusuri, kami melanjutkan hunting ke luar bangunan museum. Kami mengambil gambar bangunan museum dari samping kanan/kiri hingga tampak depan. Ketika lelah sudah pada puncaknya kami memutuskan untuk mengakhiri hunting ekpedisi di Museum ASI Mbojo Kota Bima dengan foto besama di depan museum tersebut.
Perjalanan yang benar-benar perjalanan adalah ketika kami mendapatkan kesulitan dimanapun dan kapanpun tetapi gelak tawa dan semangat yang membara kami tidak pernah hilang walaupun lelah begitu terasa J
Tim Penyusun (Liang Mey, Runy Uh Vgb, Putri Jeje, Sibawaeh d'Imam)
-          SALAM FOTOGRAFI -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bukit Anak Dara, Sembalun, Lombok Timur

RITUAL MAULID ADAT SEMOKAN